Bayi 2 Tahun Meninggal karena Gagal Ginjal, Ibunya Sering Memberi Telur, Dokter Tunjukkan Salahnya

Advertisement

Bayi 2 Tahun Meninggal karena Gagal Ginjal, Ibunya Sering Memberi Telur, Dokter Tunjukkan Salahnya

Rabu, 27 Desember 2023

 


Kurangnya pengetahuan tentang perawatan anak menyebabkan seorang ibu secara tidak sengaja membahayakan kesehatan anaknya.

Serperti yang terjadi pada pasangan Hai Lan dan suaminya, beberapa bulan dia langsung hamil.

Hai Lan selalu berhati-hati dalam segala hal mulai dari makan, minum, berjalan.

Bahkan dia sudah memberikan stimulasi kehamilannya dengan harapan agar anak yang dilahirkannya kelak menjadi anak yang lebih cerdas.

Dia berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki yang montok, berkulit putih, dan sangat menggemaskan.

Setelah anaknya lahir, Hai Lan bekerja lebih keras lagi dengan membaca semua jenis buku dan majalah, belajar dari pengalaman ibu-ibu lain tentang cara merawat bayi baru lahir.

Hingga menyapih makanan untuk anak-anak mereka, dan makanan yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan.

Ketika anaknya menginjak usia 6 bulan, ibu ini langsung mengambil ilmu yang telah ia kumpulkan sejak lama dan menerapkannya.

Semua orang tahu telur mengandung banyak nutrisi dan merupakan salah satu makanan yang diperlukan untuk membantu anak tumbuh tinggi.

Hai Lan juga mengetahui hal itu, Jadi, hampir setiap hari dia memberi anaknya telur untuk makanan pendamping ASI.

Tiba-tiba anak Hai Lan yang masih berusia 2 tahun muntah terus menerus, mulutnya berbusa, dan kejang-kejang di sekujur tubuhnya.

Karena ketakutan, dia membawa anaknya ke ruang gawat darurat.

Meskipun dokter berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkannya, mereka tetap tidak dapat mengembalikan putra Hai Lan.

Bocah itu meninggal karena gagal ginjal.

Namun, dokter bertanya-tanya bagaimana seorang anak sehat berusia 2 tahun bisa lahir dengan gagal ginjal yang begitu parah.

Setelah beberapa saat bertanya kepada anggota keluarga, dokter pun mendapat jawabannya.

Ternyata setiap kali makan Hai Lan memiliki sajian telur yang berbeda-beda untuk disantap anak-anaknya.

Yang perlu diperhatikan adalah selama proses persiapan, dia juga menambahkan sedikit garam pada masakan agar lebih beraroma.

Mengonsumsi makanan asin dalam waktu lama ditambah dengan terlalu banyak makan telur

menyebabkan ginjal bayi melemah.

Saat dirawat di IGD, kondisinya sudah sangat parah hingga tidak bisa disembuhkan lagi.

Dokter menjelaskan, makan telur setiap hari memang membebani sistem pencernaan anak yang belum matang.

Belum lagi, nutrisi dalam telur yang tidak terserap sempurna oleh tubuh akan menyebabkan gangguan pencernaan.

Sehingga perut akan kembung, dan sakit perut sehingga membuat anak tidak nyaman.

Selain itu, fungsi ginjal anak khususnya bayi baru lahir belum berkembang sempurna sehingga banyak hal yang tidak bisa dimakan anak, terutama garam.

Lihat gambar di aplikasi hemat data hingga 80%.Ibu mertuanya menganggap berat badan sang cucu lebih kurang dibanding bayi tetangga. (eva.vn)

Sebab saat itu, ginjal bayi belum mampu menghilangkan kelebihan natrium secara efektif.

Menyerap natrium terlalu banyak dapat menyebabkan edema, tekanan darah tinggi, gagal ginjal, dll.

Oleh karena itu, ketika anak berusia di bawah satu tahun, orang tua sama sekali tidak boleh menambahkan garam pada makanan bayinya.

Mendengar ini, Hai Lan berlutut dan menangis dengan keras: "Ini salah Ibu. Ini semua salah Ibu," membuat semua orang patah hati.