Gawat! Kasus Aiman Naik ke Penyidikan Gegara Polisi Temukan Barbuk Ini
Kasus tuduhan Polri tidak netral di Pilpres 2024 berbuntut panjang.
Diketahui, isu aparat tak netral ini dimunculkan jurnalis non-aktif Aiman Witjaksono.
Di Pilpres 2024, Aiman Witjaksono bergabung ke kubu Ganjar-Mahfud.
Terbaru, Polda Metro Jaya saat ini telah menaikkan status kasusnya dari penyelidikan menjadi penyidikan.
"Yang jelas (saat ini) sudah naik sidik (penyidikan)" kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan, Jumat (29/12/2023).
Ade mengatakan naiknya status kasus tersebut menjadi penyidikan karena ditemukannya dugaan tindak pidana dari hasil gelar perkara yang dilakukan penyidik.
Adapun gelar perkara kasus tersebut dilakukan penyidik pada Kamis (28/12/2023) kemarin.
"Melakukan gelar perkara untuk perkara terlapor AW naik sidik," singkatnya.
Nantinya, kata Ade, pihaknya akan kembali memanggil sejumlah saksi dalam kasus ini termasuk Aiman Witjaksono untuk diperiksa.
"Nanti, nanti kita update (rencana tindak lanjutnya)" jelasnya.
Saat status kasus masih di penyelidikan, Aiman sendiri sudah diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi di Polda Metro Jaya pada Selasa (5/12/2023) lalu dengan dicecar kurang lebih 60 pertanyaan.
Dalam kasus ini, total ada enam pihak yang telah resmi melaporkan Aiman untuk akan digabungkan menjadi satu, diantaranya; Front Pemuda Jaga Pemilu; Aliansi Masyarakat Sipil Indonesia; Jaringan Aktifis Muda Indonesia; Aliansi Gerakan Pengawal Demokrasi; Barisan Mahasiswa Jakarta; dan Garda Pemilu Damai.
Dalam hal ini, Aiman dilaporkan dengan dijerat Pasal 28 (2) Jo Pasal 45 Ayat (2)UU RI NO.19 Th 2016 tentang perubahan atas UU RI NO. 1 Th 2008 Tentang ITE dan atau Pasal 14 dan atau Pasal 15 Undang-undang No.1 TH 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana.
Tuding Aparat Tak Netral
Sebelumnya, Kubu pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengaku menemukan sejumlah kasus ketidaknetralan aparat dalam Pilpres 2024.
Salah satu temuan itu, ialah pemasangan kamera pengawas (CCTV) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah yang terhubung langsung dengan sejumlah Polres di Jawa Timur.
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono berpendapat, integrasi kamera pengawas di KPU dengan Polres setempat bisa dijadikan alat untuk memantau dan mengintimidasi penyelenggara dan pengawas pemilu.
Dia mengatakan penggunaan kamera itu seharusnya difokuskan pada pengawasan surat suara setelah pencoblosan.
Akan tetapi, kata dia, pemantauan justru telah dimulai sebelum periode kampanye.
"Ini firm (dugaan kuat).
Tidak hanya satu (orang pemberi informasi), ada banyak yang menginformasikan kepada saya," kata Aiman Witjaksono selaku juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud dalam keterangannya, Senin, (13/11/2023), dikutip dari Wartakotalive.com.
Aiman mengkhawatirkan, potensi intervensi aparat dalam kontestasi politik tahun depan, terutama intervensi demi mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Dia mengeklaim, informasi itu didapatnya sejumlah sumber polisi yang mengaku tidak nyaman diperintah atas untuk membantu memenangkan pasangan itu.
Di samping itu, dia turut menyoroti baliho Prabowo-Gibran yang diduga dipasang oleh polisi.
Menurutnya hal tersebut, menambah kekhawatiran akan adanya tindakan yang tidak netral oleh aparat.
Aiman mengeklaim, pencopotan dan pemasangan baliho menjadi indikasi kuat adanya usaha untuk memenangkan suatu pasangan.
Dia kemudian, mendesak aparat kepolisian untuk bersikap netral. Aiman meminta mereka menjalankan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
Di samping itu, dia meminta adanya perlakukan yang adil dalam hal penegakan aturan.
Sebagai contoh, dalam kasus penurunan baliho, seharusnya semua baliho diturunkan, bukan hanya baliho Ganjar-Mahfud saja yang diturunkan.
Dibela 1.000 Pengacara
Mantan jurnalis sekaligus Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Aiman Witjaksono, bakal menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jumat (1/12/2023) hari ini.
Pemeriksaan ini merupakan tindak lanjut dari laporan masuk soal pernyataan Aiman yang menyebut ada oknum Polri bersikap tidak netral dalam Pilpres 2024.
Aiman sendiri membenarkan dirinya telah dipanggil penyidik Polda Metro Jaya untuk diperiksa.
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD mengklaim bahwa 1000 pengacara sudah mendaftar untuk bisa membela jurnalis nonaktif Aiman Witjaksono.
Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Hukum dan Advokasi TPN Ganjar-Mahfud Ronny Talapessy pada Kamis (30/11/2023) seperti dimuat Facebook Kompas.com.
Diketahui Aiman Witjaksono tersandung kasus pencemaran nama baik terhadap institusi Polri.
Juru bicara TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu dilaporkan atas pernyataan bahwa ada oknum komandan Polri yang diduga berpihak pada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 mendatang.
Terakhir Polisi mengirimkan surat panggilan kepada Aiman Witjaksono untuk dimintai klarifikasi.
Aiman menerima surat panggilan Polda Metro Jaya pada 28 November 2023 pukul 24.00 WIB.
Terkait proses hukum yang berlanjut di Kepolisian, tim TPN Ganjar-Mahfud MD mengaku sangat kecewa.
Ronny menyebut bahwa hal itu sama saja dengan upaya intimidasi kepada salah satu tim dari TPN Ganjar-Mahfud MD tersebut.
Pihak TPN Ganjar-Mahfud MD juga mengatakan bahwa proses hukum Aiman saat ini sama saja mengekang kebebasan demokrasi yang dilindungi undang-undang.
“Kami sangat menyayangkan dan sesali apabila proses demokrasi yang berjalan dan terkait kebebasan berpendapat,” ucapnya.
Bahkan tim hukum TPN Ganjar-Mahfud MD mengatakan bahwa proses hukum Aiman sama saja mengembalikan Indonesia ke zaman Orde Baru.
Maka dari itu kata Ronny, pihaknya mengklaim ada 1000 pengacara yang bersedia menjadi kuasa hukum Aiman Witjaksono.
Para pengacara itu disebut mengaku siap membela Aiman Witjaksono secara cuma-cuma.(kaltim.tribunnews.com)